Tuesday, March 5, 2013

Nightingale si burung penyair



Burung berbadan kecil dan memiliki suara merdu ini dikenal di Inggris sebagai burung nightingale. Di Turki dikenal dengan nama burung bulbul. Kicauanya menginspirasi banyak penulis dan penyair dunia.Ia memiliki nama ilmiah Luscinia megarhynchos. Nightingale termasuk spesies burung migrasi dan pemakan serangga, berkembang biak di hutan dan semak belukar di Eropa dan selatan-barat Asia, namun

Saturday, February 16, 2013

Perawatan dan pengobatan burung yang terserang kelumpuhan


Kicau Mania Bogor pasti pernah mendengar atau mengalami burung peliharaan yang dirawatanya tiba-tiba saja menjadi lemah tidak bertenaga dan terkulai di dasar sangkarnya tanpa sanggup berdiri ataupun bertengger di tenggerannya. Kondisi ini kerap dialami oleh mereka yang memiliki burung kicauan seperti Muray Batu, Kenari dan lain-lain. dan pada umumnya serangan kelumpuhan mendadak tersebut adalah

Friday, February 15, 2013

Cara Menyimpan Kroto Agar Tahan Lama

OM Adyth - Kroto yang bagus dan fresh adalah idaman bagi setiap penyuka burung berkicau, tentu semua tahu alasannya, ya karena jeniskroto yang bagus dan fresh akan berpengaruh pada kualitas suara burung kesayangan kita. Kita tidak mau kan gara-gara kroto kita kurang berkualitas akhirnya mengubah kualitas suara burung.


Nah, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana agar kroto bisa awet, tahan lama dan tetap fresh dan tentu berkualitas? Jangan khawatir, kali ini budidaya kroto akan berbagi “rahasia terbesar” untuk membuat kroto selalu fresh dan berkualitas. Berikut ini tips-tipsnya khusus buat anda :

1.      Usahakan membeli kroto yang tidak terlalu basah, perah dan berkualitas
2.      Jangan membeli kroto dalam jumlah besar sekaligus kecuali anda pedagang
3.      Jangan membeli kroto yang terlalu bersih atau tidak ada semutnya sama sekali
4.  Usahakan setelah membeli, kroto langsung dianginkan ditempat terbuka dengan menggunakan besek/tampah yang beralaskan daun pisang kering
5.      Usahakan kroto tidak terkena sinar matahari langsung
6.      Kalau bisa diantara tumpukan daun pisang dikasih tulang buat makanan semut agar betah hidup.

Jika tips diatas dijalankan dengan benar bisa dipastikan kroto akan tetap hidup labih dari seminggu tanpa bantuan kulkas, dan tentunya membuat kita tenang karena kita tidak terlalu repot untuk pulang pergi tiap hari ketempat tukang jualan kroto.

Sebenarnya dengan cara kroto dimasukan kulkas akan bertahan lama, bisa juga sampai semingguan tapi konsekuensinya kandungan air dalam kroto akan meningkat dan tentunya akan berpengaruh pada kualitas suara burung. Dan burung pun ogah-ogahan makan kroto yang sudah masuk kulkas.

Tips Mengawetkan Pisang Untuk Burung

Om Adyth-Pisang bagaimanapun juga pasti dibutuhkan kalau kita memiliki burung peliharaan semisal Jalak, Cucak Hijau, Cucak rawa atau burung pemakan buah-buahan lainnya. kalau burung peliharaan kita banyak, kita beli satu sisir pisang pasti cukup untuk mereka tetapi bagaimana jika kita membeli satu sisir pisang tetapi burung yang doyan pisang tersebut cuma satu-dua ekor saja, pastilah pisang yang kita beli tersebut sisanya akan lebih cepat matang sehingga pisang menjadi lembek dan lama kelamaan menjadi cepat busuk.


Untuk mensiasati masalah pisang untuk burung ini, disini kita memiliki salah satu tips yang banyak digunakan juga oleh penggemar burung kicauan di indonesia untuk mencegah pisang yang dibelinya menjadi cepat matang dan menjadi lembek atau busuk.

Salah satu tips yang mudah adalah dengan membungkus pisang dengan kertas koran, lalu menyimpannya didalam lemari pendingin dan setiap hari kertas koran tersebut diganti dengan yang baru jika terlihat basah oleh air, atau bisa juga dengan membungkus pisang dengan kertas koran lalu dimasukan dalam kantong plastik dan disimpan dalam lemari pendingin.

 Dengan demikian pisang pun akan lebih awet berhari-hari tanpa lebih cepat matang dan menjadi lembek atau busuk.

Membedakan Ring Yang Asli dan Yang Palsu

OM Adyth-Memang,bagi para pembeli amatiran,membedakan ring asli dengan ring palsu merasa kesulitan.Beda halnya dengan yang sudah berpengalaman membedakannya.Hal ini bukan perkara yang sulit.

Cincin yang asli keadaannya adalah ''ngepres'' dengan kaki burung itu sendiri,karena pemasangan ring berkisar antara 10-15 hari,setelahnya burung tersebut tidak dapat dipasangi cincin karena ukuran kakinya yang mulai membesar.Dan jika dipaksakan,kaki burung tersebut bisa cedera,bahkan patah.

Cincin palsu ditandai dengan ukuran cincin yang lebih besar daripada ukuran kaki burung itu sendiri.Ini sering digunakkan untuk memalsukan burung-burung berkelas rendah agar tampak seperti burung unggulan,sebab biasanya ring bertuliskan nama peternak atau birdfarm.

Untuk sekedar informasi saja,ukuran ring asli tidak dapati di bongkar-pasangkan walaupun dengan menggunakan pelicin sekalipun dan ukurannya 41.Dan untuk ring palsu,ring lebih longgar dan dapat di bongkar-pasangkan sekalipun tidak menggunakan pelicin,dan ukurannya 44.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah pengetahuan serta pengalaman dalam membedakan antara ring asli dan ring palsu.

Ring Burung

OM Adyth-Ring atau yang sering disebut dengan cincin yang melingkar di kaki sebuah burung adalah merupakan suatu bentuk atau tanda identitas bagi para peternak burung.Ini juga terjadi di peternak burung merpati jenis cincin.



Peternak burung yang telah memiliki ''nama'' terkadang lebih dipercaya oleh masyarakat luas karena produknya sering menghasilkan burung-burung yang juara ataupun burung unggulan.Harga burung dari produk peternak inipun meningkat.

Hal ini sering diambil celah oleh para peternak-peternak ''nakal'' ataupun orang lain untuk menipu pelanggannya dengan dalih untuk meningkatkan harga jual burung itu sendiri.Maka dari itu,peternak sering memberikan identitas masing-masing peternak.

Dan juga perlu anda ketahui,peternak yang telah memiliki ''nama'' tak selalu burung hasil produkannya selalu baik dan unggulan.Biasanya,peternak yang telah memiliki nama,jika memiliki hasil produkan yang jelek ataupun kurang bagus,maka burung tersebut dilepaskan di alam dengan melepas ring-nya

Sumber

Saturday, January 19, 2013

Burung Sriti


Sriti adalah sebangsa burung layang-layang yang masih saudara dekat dengan Walet. Secara anatomi burung Sriti mirip dengan Walet, bahkan karena kemiripan inilah banyak pengusaha Walet seringkali memaksa Sriti untuk bertukar telur dengan Walet, hal ini terjadi jika di peternakan populasi Walet masih lebih sedikit dibanding populasi Sriti. Telur yang ditukar sebaiknya memiliki umur sama agar sriti tidak merasa dibohongi.
Di rumah sriti yang belum banyak walet, keberhasilan penetasan 10%. Artinya dari 100 telur menetas, yang hidup sampai dewasa 10 ekor. Namun, begitu populasi walet mencapai 100 sarang, sukses penetasan mencapai 30%. Pergantian telur harus sesering mungkin karena populasi terlalu sedikit menyebabkan walet merasa tidak aman di tengah-tengah koloni sriti. Ruangan sebaiknya dibuat lebih gelap agar anak walet betah dan Sriti yang suka terang pindah ke tempat lain.

Sarang Sriti (Collocalia Esculenta) dibangun dari material seperti daun cemara, rumput, dan lumut laut yang direkatkan oleh air liur burung. Sedangkan sarang Walet (Collocalia Fuciphaga) murni terbuat dari liur walet. Harga sarang Sriti lebih murah, berkisar Rp500.000/kg; sarang Walet Rp 10-juta/kg tergantung kualitas.

Saat ini Sriti memang belum termasuk burung yang dilindungi, tetapi kalau melihat perubahan alam desa yang kurang bersahabat dengan kelangsungan hidup satwa ini tentu nantinya kita hanya akan melihat Sriti di sentra-sentra peternakan Walet. Itupun mungkin hanya di awal ketika peternakan itu baru akan mulai, tentu saja jika populasi Walet telah melimpah pasti Sriti akan terusir karena sudah tidak ekonomis lagi.

Dahulu sekitar tahun 80an di atas langit desa Ngaran Margokaton yang masuk wilayah Kabupaten Sleman DIY masih banyak terlihat Sriti berterbangan mencari mangsa atau pada sore hari ketika burung-burung ini terbang pulang ke sarangnya. Laron dan Capung biasanya menjadi santapan utama bagi Sriti ini selain serangga yang melimpah di areal persawahan yang terdapat di sekliling desa tersebut.

Populasi yang menurun ini kelihatannya di pengaruhi oleh factor lingkungan yang sudah tidak bersahabat lagi, walaupun Sriti tidak hinggap di pepohonan, tetapi akibat banyaknya pepohonan yang di tebang mengakibatkan sumber makanan Sriti juga berkurang sehingga memaksa Sriti untuk eksodus ke tempat-tempat yang masih banyak sumber makanannya. Di samping itu model rumah-rumah di pedesaan juga sudah mengalami perubahan, rumah-rumah tradisional jawa yang nyaman untuk tempat tinggal Sriti sudah jarang kelihatan lagi, hal ini membuat Sriti tidak kerasan lagi untuk tinggal di daerah seperti ini.

10 Burung Cendrawasih Terindah di Dunia

Ada lebih dari tiga lusin spesies dalam keluarga Paradisaeidae, atau lebih dikenal dengan bird of paradise. Ada sekitar 13 Genus dari burung-burung ini dan yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea. Di Indonesia kita menyebutnya dengan burung cendrawasih. Bercirikan dengan warna yang mencolok dan cerah, bulu berwarna kuning, biru, merah, dan hijau.

Dengan warna-warna yang demikian mereka menjadi burung paling indah dan menarik di dunia, sehingga disebut sebagai burung dari surga. Burung cendrawasih banyak ditemukan di Papua atau Papua Nugini dan pulau-pulau sekitarnya, termasuk juga Australia Timur. Sayangnya keberadaan burung ini semakin berkurang seiring dengan banyaknya perburuan liar yang tidak bertanggung jawab.

1. Lesser bird of paradise (Paradisaea minor)
The Lesser bird of paradise dikenal dengan nama Cendrawasih kuning kecil. Burung ini berukuran sedang dengan panjang sekitar 32 cm, berwarna merah-coklat dengan mahkota kuning dan punggung atas kuning kecoklatan.Burung jantan memiliki tenggorokan berwarna zamrud-hijau tua, sepasang ekor panjang dan dihiasi dengan bulu hiasan sayap yang berwarna kuning di daerah pangkal berwarna putih di daerah luarnya. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, memiliki kepala berwarna coklat tua, dada berwarna putih dan tanpa dihiasi bulu-bulu hiasan. Daerah penyabaranya meliputi seluruh hutan bagian utara Papua Nugini, dan pulau-pulau di dekat Misool dan Yapen.

2. Raggiana bird of paradise (Paradisaea Raggiana)
The Raggiana bird of paradise dikenal juga dengan nama Count Raggi’s bird of paradise. Burung ini juga yang paling dikenal sebagai burung Cendrawasih. Habitat burung ini terdistribusi secara luas di Pulau Irian selatan dan timur laut. Memiliki panjang 34 cm panjang, berwarna merah-coklat keabu-abuan, iris kuning dan kaki berwarna cokelat keabu-abuan. Burung jantan memiliki mahkota kuning, tenggorokan zamrud-hijau tua dan kerah kuning di antara tenggorokan. Warna bulu sayap bervariasi dari merah ke jingga tergantung subspesies. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat dan tidak punya bulu-bulu hiasan.

3. Astrapia Ribbon-tailed (Astrapia mayeri)
Ini adalah salah satu burung cendrawasih yang paling spektakuler. Namanya Astrapia Ribbon-tailed dan memiliki bulu ekor terpanjang dalam kaitannya dengan ukuran tubuh, panjangnya mencapai lebih dari tiga kali panjang tubuhnya. Panjang burung dewasa mencapai 32 cm dengan ekor burung jantan yang bisa mencapai 1 meter. Burung jantan memiliki warna hitam dan hijau zaitun sedangkan burung betina berwana coklat. Burung jantan memilki ekor panjang berbentuk pita berwarna putih. Daerah penyebarannya ada di bagian tengah Pulau Irian.

4. Blue bird of paradise (Paradisaea rudolphi)
Namanya mengingatkan nama salah satu angkutan Taksi di Indonesia. Burung ini berukuran sekitar 30 cm, berwarna hitam, iris warna coklat gelap, kaki abu-abu. Burung jantan dihiasi dengan bulu sayap dengan dominasi warna ungu biru. Sehingga disebut juga dengan Cendrawasih Biru. Blue Bird of Paradise adalah burung endemik Papua Nugini. Daerah penyebarannya meliputi pegunungan tenggara Papua Nugini.

5. Riflebird Paradise (Ptiloris paradiseus)
Kalau anda pernah melihat film Planet Earth, maka anda akan melihat burung ini. Burung ini memiliki panjang sekitar 30 cm dengan burung jantan berwarna hitam dengan warna-warni mahkota biru kehijauan, kaki hitam, iris coklat gelap dan mulut kuning. Burung betina jenis ini berwarna coklat zaitun. Merupakan endemik di Australia timur, Riflebird juga tersebar di hutan hujan di New South Wales dan pusat Queensland. Burung jantan dapat mengembangkan sayapnya dan memamerkannya seraya bergerak ke kanan dan ke kiri di hadapan burung betina untuk memikat mereka.

6. Red bird of paradise (Paradisaea rubra)
Kita menamakannya Cendrawasih Merah, panjang sekitar 33cm berwarna kuning dan coklat, serta berparuh kuning. Burung jantan dewasa bisa mencapai 72cm termasuk bulu-bulu hiasannya yang berwarna merah darah dengan ujung berwarna putih pada bagian sisi perutnya. Bulu muka berwarna hijau zamrud gelap dan diekornya terdapat dua buah tali yang panjang berbentuk pilin ganda berwarna hitam. Burung betina berukuran lebih kecil dari burung jantan, dengan muka berwarna coklat tua dan tidak punya bulu-bulu hiasan. Merupakan endemik dari Indonesia, Cendrawasih Merah hanya ditemukan di hutan dataran rendah pada pulau Waigeo dan Batanta di kabupaten Raja Ampat, provinsi Irian Jaya Barat.

7. Lawes’s Parotia (Parotia Lawesii)
Parotia lawesii berukuran sedang sampai dengan 27 cm). Daerah penyebarannya meliputi hutan pegunungan di tenggara dan timur Papua Nugini. Burung jantan memiliki warna hitam dengan kening putih, warnawarni tengkuk biru ungu dan emas bulu dada hijau. Dihiasi dengan tiga kawat hias kepala dari belakang setiap mata dan memanjang mengapit bulu yang berwarna hitam. Burung betina berwarna coklat dengan kepala burung gelap, iris kuning dan gelap.

8. King of Saxony bird of paradise (Pteridophora alberti)
King of Saxonyi adalah sejenis burung pengicau berukuran kecil, dengan panjang sekitar 22cm. Burung jantan dewasa mempunyai bulu berwarna hitam dan kuning tua, dikepalanya terdapat dua helai bulu kawat bersisik biru-langit mengilap seperti panji yang panjangnya mencapai 40cm dan dapat ditegakkan pada waktu memikat betina. Oleh karenanya burung ini dimakan Cendrawasih Panji. Bulu mantel dan punggung tumbuh memanjang berbentuk tudung berwarna hitam. Iris mata berwarna coklat tua, kaki berwarna abu-abu kecoklatan dan paruh berwarna hitam dengan bagian dalam mulut berwarna hijau laut. Burung betina berwarna abu-abu kecoklatan dengan garis-garis dan bintik gelap. Betina berukuran lebih kecil dari burung jantan dan tanpa dihiasi mantel atau bulu kawat hiasan. Daerah penyebarannya ada di hutan pegunungan pulau Irian.

9. Wilson’s Bird of Paradise (Cicinnurus respublica)
Wilson’s Bird of Paradise berukuran lumayan kecil sampai dengan 21 cm. Burun jantan adalah berwarna merah dan hitam dengan jubah kuning di leher, mulut hijau muda, kaki biru dan dua bulu ekor berwarna ungu yang melengkung. Semetara itu betina berwarna kecoklatan dengan mahkota biru. Merupakan endemik Indonesia, dengan daerah penyebaran di bukit dan hutan hujan dataran rendah Kepulauan Waigeo dan Batanta dari Papua Barat.

10. Princess Stephanie’s Astrapia (Astrapia stephaniae)
Stephanie Astrapia berukuran sekitar 37 cm, burung ini berwarna hitam dengan warna-warni kepala biru-hijau dan ungu, disamping itu memiliki bulu ekor panjang hitam keungunan. Burung betinanya berwarna coklat gelap dengan kepala hitam kebiruan. Habitat aslinya ada di pegunungan di pusat dan timur Papua Nugini.

Burung Cendrawasih Burung Surga (Bird of Paradise)

Burung Cendrawasih layak digelari sebagai Burung Surga (Bird of Paradise). Burung Cendrawasih yang merupakan burung khas Papua, terutama yang jantan, memiliki bulu-bulu yang indah layaknya bidadari yang turun dari surga (kayangan). Keindahan bulu Cendrawasih tiada duanya.
Burung Cendrawasih merupakan sekumpulan spesies burung yang dikelompokkan dalam famili Paradisaeidae. Burung yang hanya terdapat di Indonesia bagian timur, Papua Nugini, dan Australia timur ini terdiri atas 14 genus dan dan sekitar 43 spesies. 30-an spesies diantaranya bisa ditemukan di Indonesia.
Oleh masyarakat Papua, burung cendrawasih dipercaya sebagai titisan bidadari dari surga. Dulunya burung ini dianggap sebagai burung cantik tetapi tidak berkaki. Mereka tidak akan turung ke tanah tetapi hanya berada di udara saja lantaran bulu-bulunya yang indah. Karena itu kemudian burung Cenderawasih terkenal sebagai Bird of Paradise atau Burung Surga (Kayangan). Dan beberapa jenis yang terkenal adalah dari genus Paradisaea yang penamaannya berasal dari kata Paradise.
Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana)
Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana)
Diskripsi dan Ciri Cendrawasih. Burung-burung Cendrawasih mempunyai ciri khas bulunya yang indah yang dimiliki oleh burung jantan. Umumnya bulunya berwarna cerah dengan kombinasi beberapa warna seperti hitam, cokelat, kemerahan, oranye, kuning, putih, biru, hijau dan ungu.
Ukuran burung Cenderawasih beraneka ragam. Mulai dari yang berukuran 15 cm dengan berat 50 gram seperti pada jenis Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius), hingga yang berukuran sebesar 110 cm Cendrawasih Paruh Sabit Hitam (Epimachus albertisi) atau yang beratnya mencapai 430 gram seperti pada Cendrawasih Manukod Jambul-bergulung (Manucodia comrii).
Keindahan bulu Cendrawasih jantan digunakan untuk menarik perhatian lawan jenis. Untuk ‘merayu’ betina agar bersedia diajak kawin, burung jantan akan memamerkan bulunya dengan melakukan tarian-tarian indah. Sambil bernyanyi di atas dahan, pejantan bergoyang dengan berbagai gerakan ke berbagai arah. Bahkan terkadang hingga bergantung terbalik bertumpu pada dahan. Namun, tiap spesies Cendrawasih tentunya punya tipe tarian tersendiri.
Burung Cendrawasih mempunyai habitat hutan lebat yang umumnya di daerah dataran rendah. Burung dari surga ini dapat dijumpai di beberapa pulau di Indonesia bagian timur seperti Maluku dan Papua. Selain itu juga dapat ditemukan di Papua Nugini dan Australian Timur.
Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda)
Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda)
Jenis-jenis Burung Cendrawasih. Cenrawasih terdiri atas 13 genus yang mempunyai sekitar 43 spesies (jenis). Indonesia merupakan negara dengan jumlah spesies Cendrawasih terbanyak. Diduga sekitar 30-an jenis Cendrawasih bisa ditemukan di Indonesia. Dan 28 jenis diantaranya tinggal di pulau Papua.
Beberapa jenis Cendrawasih yang terdapat di Indonesia diantaranya adalah:
Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius)
Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius)
  • Cendrawasih Gagak (Lycocorax pyrrhopterus); endemik Maluku.
  • Cendrawasih Panji (Pteridophora alberti); Papua
  • Cendrawasih Kerah (Lophorina superba); Papua
  • Cendrawasih Paruh-sabit Kurikuri (Epimachus fastuosus); Papua.
  • Cendrawasih Botak (Cicinnurus respublica); endemik pulau Waigeo, Raja Ampat.
  • Cendrawasih Raja (Cicinnurus regius); Papua dan pulau sekitar.
  • Cendrawasih Belah Rotan (Cicinnurus magnificus); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Bidadari Halmahera (Semioptera wallacii); endemik Maluku.
  • Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca); Papua.
  • Cendrawasih Kuning Kecil (Paradisaea minor); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Cendrawasih Kuning Besar (Paradisaea apoda); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Cendrawasih Raggiana (Paradisaea raggiana); Papua (Indonesia dan Papua Nugini).
  • Cendrawasih Merah (Paradisaea rubra); endemik pulau Waigeo, Indonesia.
  • Toowa Cemerlang (Ptiloris magnificus); Indonesia, Papua Nugini, dan Australia.
  • Manukodia Mengkilap (Manucodia ater); Indonesia dan Papua Nugini.
  • Paradigala Ekor-panjang (Paradigalla carunculata); Papua.
  • Astrapia Arfak (Astrapia nigra); endemik Papua, Indonesia.
  • Parotia Arfak (Parotia sefilata); endemik Papua, Indonesia.
  • Pale-billed Sicklebill (Drepanornis bruijnii); Indonesia dan Papua Nugini.
Burung Cendrawasih Mati Kawat (Seleucidis melanoleuca) ditetapkan menjadi Fauna Identitas provinsi Papua. Dan beberapa jenis seperti Cendrawasih Raja, Cendrawasih Botak, Cendrawasih Merah, Toowa, dan Cendrawasih Kuning Kecil, telah masuk dalam daftar jenis satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 Tahun 1990 dan PP No 7 Tahun 1999.

Sayangnya populasi burung Cendrawasih semakin hari semakin terancam dan langka akibat perburuan dan perdagangan liar yang terus berlangsung.

Spesies Burung Cendrawasih Kuning Biak Sisa Satu

Penangkaran burung Cenderawasih kuning dari Yapen (Paradieae minor) yang dikelola taman burung dan anggrek Kabupaten Biak Numfor, Papua tersisa satu ekor dari keseluruhan 22 ekor.

Burung Cendrawasih kuning. [Google]
 Burung Cendrawasih kuning. [Google
 
"Jumlah spesies Cenderawasih Kuning sejak tahun lalu berkurang karena berbagai faktor, salah satu penyebab karena termakan usia hingga mati dan terbang melarikan diri ke alam bebas," kata petugas taman burung Ny J.Mirino kepada wartawan peserta Jurnalistik Pariwisata saat mengunjungi taman burung, Senin (10/12).

Ia mengatakan, jumlah keseluruhan burung yang dikelola taman burung Biak mencapai 122 ekor dengan 26 jenis spesies.

Diantara berbagai spesies burung yang dikelola taman Burung terdiri jenis burung bayan Biak (electus roratus), kasuari, beo, kakak tua rawa dan berbagai jenis lainnya.

"Dari 122 ekor burung yang kini hidup di area taman burung Biak tetap mendapat perawatan kesehatan secara rutin dan mendapat jatah makanan diberikan petugas," ujarnya.

Untuk kebutuhan makan bagi burung di taman burung Biak, lanjutnya, pihak pengelola memberikan makanan berupa pisang, pepaya dan jenis makanan lain sesuai kebutuhan.

"Ketersediaan makanan untuk burung setiap hari disediakan petugas, ya untuk jatah makan sesuai kebutuhan seperti pisang, pepaya dan lain sebagainya," ujarnya.

Areal taman burung dan anggrek Biak dibangun sejak 1991 Dinas Kehutanan Papua memiliki luas keseluruhan 28 hektare, lima hektare diantaranya sudah dikelola dengan penangkaran 26 spesies burung dan 100-an anggrek. [Ant/L-8]

Si Cantik Amadine Yang Menggoda Uuntuk Ditangkarkan

Gould Amadine yang terkenal dengan sebutan The most beautifull finch in the world ini masih memiliki banyak penggemarnya, selain warnanya yang indah dengan perpaduan warna bulu yang cantik juga mengundang sebagian orang untuk berusaha menyilangkan burung demi mendapatkan campuran warna yang indah dipandang. Burung yang memiliki nama latin Chloebia gouldiae ini ditemukan pertama kalinya di Australia utara, pada saat itu warna gold amadine aslinya masih sangat terbatas warnanya pun hanya perpaduan dari  warna hitam, merah  dan kuning  dikepalanya sedangkan dipunggung berwarna hijau dengan dada yang berwarna ungu. habitat burung ini sendiri ditemukan oleh John Gould  ( diabadikan sesuai nama penemunya jadi gould amadine) di padang sabana dan juga menghuni hutan eucaliptus dan bersarang didalam lubang lubang pepohonan. Karena keindahan warnanya tersebut burung ini menjadi buruan para kolektor sehingga menyebabkan populasi di habitatnya kian menipis, bahkan untuk burung yang kepala warna kuning sudah sangat jarang ditemukan. 

Dengan semakin ramainya penangkaran silang gould amadine ini membuat burung ini kini semakin penuh warna dengan perpaduan sekitar 34 warna. berbagai variasi warna juga lah yang membuatnya dipisahkan menjadi berbagai jenis. dari banyaknya variasi warna tersebut yang menjadi favorit penggemar burung di sini adalah yang memilki warna dada putih dengan punggung berwarna biru atau abu abu. burung dengan warna tesebut dipastikan akan berharga lebih tinggi dari burung yang berwarna lainnya. 
Pemilihan Indukan
Untuk mendapatkan hasil yang bagus dan berpenampilan istimemwa ,calon indukan sebaiknya dipilih dengan cermat kualitas indukan harus bisa dilihat dari penampilan fisik yang sehat tidak cacat , gerakan yang lincah, lapisan bulu yang berwarna cerah dan utuh, posisi sayap dan ekornya sejajar, serta bulu bulu disekitar kloakanya terlihat kering dan bersih juga rajin berkicau.
Untuk memilih indukan yang sehat bisa dengan cara melihat dari matanya yang tampak bulat dan jernih yang mengindikasikan bahwa burung tersebut bernafsu makan baik dan dalam kondisi yang sehat dan juga  hidung yang tidak berlendir. perhatikan juga burung yang sering tidur pada siang hari adalah burung yang sedang dalam kondisi tidak sehat karena bisa dibilang burung ini adalah burung yang anti tidur siang juga kebiasaan burung ini kalau tidur adalah dengan mengangkat salah satu kakinya. untuk mendapatkan indukan yang berkualitas dan terpercaya salah satu jalannya yaitu membeli dari penangkaran. karena kalau membeli di sembarang penjual dikhawatirkan burung ini akan membawa penyakit bawaan sebab sering ditemukan burung gold amadine memiliki penyakit menular dan ganas seperti air sac mites atau Sternostoma tracheacolum

Mempersiapkan indukan bisa dipilih dari burung yang sudah berusia 8-10 bulan karena pada umur itu burung sudah melewati masa mabungnya dan siap untuk dikembang biakan akan tetapi banyak juga penangkar yang lebih senang memilih indukan yang masih muda berusia antara 5-6 bulanan dan burung muda ini dibiasakan hidup berpasanga  jadi ketika burung beranjak dewasa maka tinggal mengawinkannya saja.
Membedakan jenis kelamin dari burung ini bukanlah sebuah hal yang mudah jika belum memiliki pengalaman dengan burung ini. akan tetapi perbedaan yang mencolok bisa dilihat dari warna bulunya burung jantan biasanya berwarna lebih cerah terang sementara betina lebih warnanya terlihat lebih redup memudar. 

Persiapan Kandang 
Karena suhu dan iklim di indonesia ini mirip dengan habitat aslinya maka menangkarkan burung ini bukanlah suatu hal yang sulit, secara umum gould amadine menyukai wilayah yang bertemperatur 30*C dengan kelembaban udara 60-70%, jadi tidak ada masalah jika menangkarkan burung ini di depan rumah ataupun halaman rumah, jika memungkinkan bisa juga diternakan didalam ruangan dengan syarat intensitas cahaya minimal 25% . untuk ukurannya sendiri masih belum ada patokan khusus berapa ukuran minimal yang dibutuhkan jadi menurut pertimbangan kitanya saja ,jangan sampai kandang terlalu sempit ataupun terlalu luas yang penting konstruksi kandang harus kokoh, bisa juga menggunakan kandang soliter atau juga kandang karamba/umbaran /aviary. keamanan dan kenyamanan diperlukan agar kandang burung bisa terhindar dari binatang pengerat seperti tikus.  lengkapi kandang dengan saran penunjang seperti tangkringan, wadah berisi air minum dan makanannya, wadah untuk menyimpan sayuran, serta opsional wadah khusus untuk menyimpan pasir laut . tempatkan juga box sarangnya di sudut kandangnya. 
Persiapan Pakan dan Vitamin
Goud amadine adalah burung granivora atau pemakan biji bijian, dan kebutuhan proteinnya pun lumayan tinggi, karena itu berikan racikan pakan biji-bijian seperti jewaut, canary seed, millet putih dan niger seed. komposisi pakannya pun bisa berbeda beda. namun untuk patokan disini anda bisa meracik pakan dengan campuran 25% jewawut, 25% canary seed, 25% millet putih dan 10% niger seed bahkan bisa juga ditambah dengan 5% biji lobak, 5% biji sawi, 2.5% biji lamtorogung dan 2.5% godem. 
Selain pakan biji bijian kebutuhan akan sayuran pun sangat diperlukan sebagai tambahan nutrisi bagi burung, sayuran yang digunakan bisa dipilih yang masih segar berupa kangkung, selada, pucuk daun wortel dan daun lobak. kalau penangkar kita lebih senang memberikan kangkung karena bisa tahan lama sampai satu mingguan. ada tips khusus agar sayuran seperti selada bisa bertahan hingga beberapa hari yaitu menyiapkan botol atau wadah berisi sedikit air dan sayuran inipun dicelupkan sebagian batang / tangkainya ke dalam wadah berisi air tersebut.
-->
Beberapa penangkar juga menambahkan buah buahan sebagai pakan tambahannya seperti apel, jeruk, jagung, brokoli. kentang dan mentimun. untuk kebutuhan lainnya diluar pakan adalah materi mineral berupa grit, pasir laut, serbuk kulit kerang, dan kulit telur. kebutuhan vitamin untuk menjaga kondisi dan suplemen tambahan untuk membantu burung dalam masa perjodohan, perkawinan dan pengeraman hingga pelolohan juga harus wajib disediakan agar proyek penangkaran ini bisa berhasil dengan lancar dan dengan hasil anakan yang berkualitas.

Seputar Kutilang


Cucak Kutilang atau Kutilang adalah sejenis burung kicauan dari suku Pycnonotidae. Masyarakat dari daerah Sunda menyebutnya cangkurileung, orang Jawa menamainya ketilang atau genthilang, mengikuti bunyi suaranya yang khas. Dalam bahasa Inggris burung ini disebut Sooty-headed Bulbul, sementara nama ilmiahnya adalah Pycnonotus aurigaster; mengacu pada bulu-bulu di sekitar pantatnya yang berwarna jingga
 Kebiasaan dan Penyebaran 
Cucak kutilang kerap mengunjungi tempat-tempat terbuka, tepi jalan, kebun, pekarangan, semak belukardan hutan sekunder, sampai dengan ketinggian sekitar 1.600 meter dpl. Sering pula ditemukan hidup meliar di taman dan halaman-halaman rumah di perkotaan. Burung kutilang acapkali berkelompok, baik ketika mencari makanan maupun bertengger, dengan jenisnya sendiri maupun dengan jenis merbah yang lain, atau bahkan dengan jenis burung yang lain. 

Seperti umumnya merbah, makanan burung ini terutama adalah buah-buahan yang lunak. Cucak kutilang sering menjengkelkan petani karena kerap melubangi buah pepaya dan pisang yang telah masak di kebun. Namun sebaliknya burung ini menguntungkan petani karena juga memangsa pelbagai jenis serangga, kupu-kupu dan ngengat ulat dan aneka hewan kecil lainnya yang menjadi hama tanaman. 
Burung Kutilang memiliki kebiasaan untuk berjemur dan mandi embun setiap pagi,hal ini berguna untuk menjaga bulunya yang terus di minyaki. Minyak ini berasal dari bagian belakang dekat ujung ekornya yang berhubungan dengan badan. Burung Kutilang juga memiliki kebiasaan menaikan jambulnya bila senang maupun ingin buang air besar. Burung Kutilangpun memiliki masa "Mabung" yaitu saat dimana bulu yang lama rontok dan berganti bulu yang baru. Di saat Mabung burung Kutilang akan cenderung lebih diam baik secara suara maupun gerakan. 

Sarang cucak kutilang berbentuk cawan dari anyaman daun rumput, tangkai daun atau ranting yang halus. Telur dua atau tiga butir, berwarna kemerah-jambuan berbintik ungu dan abu-abu. Tercatat bersarang sepanjang tahun kecuali Nopember, dengan puncaknya April sampai September. 
Burung kutilang menyebar luas di Tiongkok selatan dan Asia Tenggara kecuali Malaysia , Jawa serta Bali. Diintroduksi ke Sumatra dan Sulawesi, beberapa tahun yang silam burung ini juga mulai didapati di Kalimantan.

Perawatan burung ini terbilang cukup mudah karena burung ini dikenal sebagai burung yang mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya sehingga seliar apapun burung ini jika sudah lama dirawat maka akan menjadi jinak, terlebih jika memelihara burung ini dari piyikan maka akan mudah perawatan dan juga proses penjinakannya. Untuk makanannya bisa dibilang tidak merepotkan karena burung - burung jenis Cucak-cucakan sangat menyukai Buah-buahan dan serangga.

Di mana ada kutilang, di situ ada trucukan

Burung kutilang (Pycnonotus aurigaster) dan trucukan (Pycnonotus goiavier) merupakan spesies burung yang kerap dijumpai di sekitar kita, baik di pedesaan, wilayah pinggiran kota, maupun di taman-taman kota. Apabila dicermati, burung kutilang kerap berpasangan dengan trucukan, sehingga beberapa kicaumania sering berkata: di mana ada kutilang, di situ ada trucukan. Fenomena ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda yang ingin menyilangkan kedua spesies burung tersebut, baik untuk tujuan komersial maupun sekadar “mencetak” varian baru dari burung berkicau.
PASANGAN KUTILANG DAN TRUCUKAN DI ALAM
PASANGAN KUTILANG DAN TRUCUKAN DI ALAM
Beberapa kicaumania Indonesia terbilang kreatif dalam urusan perkawinan silang, yaitu perkawinan antara dua spesies burung yang berbeda. Beberapa waktu lalu, seorang kicaumania melalui komentarnya di omkicau.com mengaku pernah menyilangkan antara burung kenari dan burung gereja. Ternyata berhasil, sehingga anakannya pun diberi nama “narijo”, akronim dari kenari dan manuk gerejo (istilah Jawa untuk burung gereja).
Namun untuk kutilang dan trucukan, sejauh ini saya belum pernah mendengar adanya persilangan seperti itu. Yang pernah dilakukan beberapa penangkar di Thailand dan Singapura adalah perkawinan silang antara kutilang jambul (Pycnonotus jocosus) dan trucukan.
Persilangan antara kutilang dan trucukan, maupun kutilang jambul dan trucukan, memang bisa terjadi karena mereka memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat. Ketiga spesies ini, bersama cucakrowo (Pycnonotus zeylanicus) berada dalam famili yang sama (Pycnonotidae), bahkan dalam genus yang sama pula, yaitu Pycnonotus.
Dan, sebagaimana yang sering saya amati di alam bebas. ternyata keberadaan kutilang sering berduaan dengan trucukan. Apakah mereka saling membutuhkan untuk menjaga wilayahnya, atau karena kutilang jantan atau trucukan jantan memiliki nada panggil yang hampir mirip, sehingga betina langsung mendekati  tanpa memperhatikan apakah yang memanggil adalah burung sejenis atau spesies yang memiliki hubungan kekerabatan dengannya.
Kalau Anda sedang berada di lapangan terbuka, atau taman-taman sekitar kota, mungkin akan menjumpai pemandangan seperti yang sering saya saksikan. Meski belum diketahui apakah mereka benar-benar mau kawin, kemudian menjalankan tugas reproduksi berikutnya seperti bertelur, mengerami telur, dan momong piyikannya, secara teoritis perkawinan antara kutilang dan trucukan sangat dimungkinkan.
Hasil persilangan ini bisa menghasilkan kombinasi bentuk fisik maupun suara. Untuk memperoleh bentuk fisik pada salah satu induk yang dihadapkan (misalnya ingin seperti trucukan atau kutilang), dengan suara yang lebih baik dari kedua induknya, minimal Anda harus bisa memiliki F4 (filial / keturunan keempat) dari induk yang pertama kali disilangkan.
Bagi yang memiliki kutilang dan trucukan di rumah, ini bisa menjadi eksperimen menarik, terutama untuk memperbaiki performa suara trucukan dan kutilang. Siapa tahu Anda menjadi orang pertama yang mampu mencetak kutilang hybrid di Indonesia, dengan suara kutilang ropel dengan gaya garuda, atau punya formula khusus untuk menghasilkan trucukan dengan suara ropel.
Semoga bermanfaat

Mengangkat derajat burung kutilang

Ada sebuah ironi di negeri ini. Sejak kecil kita diperkenalkan dengan lagu Burung Kutilang, ciptaan Ibu Sud: sebuah lagu yang nampaknya akan terus abadi. Namun ketika kita dewasa, eh.. burung ini seperti terpinggirkan, tak pernah dilombakan. Jumlah pemelihara dan penangkar kutilang pun sangat terbatas. Di pedesaan, burung ini malah dianggap musuh petani karena sering mencuri tanaman buah. Tidak adakah upaya kita untuk mengangkat derajat kutilang, sebagaimana kicaumania Thailand yang melakukannya terhadap kutilang jambul? Siapa bilang kutilang tidak bisa bersuara bagus?
BURUNG KUTILANG
BURUNG KUTILANG
Masih ingat syair lagu Burung Kutilang? Yuk, kita refresh sejenak masa kecil dulu…
di pucuk pohon cempaka /
burung kutilang berbunyi /
bersiul, siul sepanjang hari /
dengan tak jemu-jemu /
mengangguk-angguk sambil berseru /
trilili lili lilili
sambil berlompat-lompatan /
paruhnya slalu terbuka /
digeleng-gelengkan kepalanya /
menentang langit biru /
tandanya suka ia berseru /
trilili lili lilili
Sekarang kita bayangkan, ketika lagu ini terus diajarkan di taman kanak-kanak, tetapi anak-anak kita tak pernah tahu seperti apa burung kutilang di alam bebas. Ketika kutilang selalu dianggap burung hama, ia akan selalu diburu dan dibunuh !
Kegelisahan ini mulai dirasakan beberapa penggemar burung. Sebagian terungkap dalam boks komentar di website ini, sebagian lagi tercurah langsung melalui email ke redaksi omkicau.com. Salah seorang penggemar burung yang curhat langsung via email adalah Om Adityo R:
Dear Om Kicau
Saya penghobi burung, sangat suka dengan burung kutilang. Tetapi kenapa semua orang beranggapan burung tersebut sebagai burung hama dan wajib dimusnahkan?
Saya heran kalau hanya suaranya keras, dan membuat drop burung lain, burung jalak juga demikian. Pentet, bahkan lovebird, juga bersuara keras. Kalau burungnya (maksudnya kutilang) jelek, karena warnanya cuma segitu, apakah puyuh atau burung gereja lebih bagus daripada kutilang?
Saya memiliki kutilang yang sudah pandai meniru semua jenis burung yang lewat, dan saya tidak pernah memasternya. Bahkan dalam keadaan mabung, dan tanpa buntut sekalipun, burung kutilang saya masih gacor.
Seperti yang pernah Om Kicau sampaikan, di Thailand sudah ada kontes kutilang. Saya ingin Om Kicau memberikan semacam editorial atau ulasan agar kutilang tidak dimusuhi di negeri ini, syukur kalau bisa menaikan pamor kutilang ke jajaran kelangenan mahal.
Semoga keluhan saya didengarkan semua pencinta burung.
Sebenarnya, sudah ada pesan tersirat dalam beberapa artikel Om Kicau mengenai burung kutilang. Pada artikel Di mana kutilang di situ ada trucukan, misalnya, ada sepenggal kalimat di bagian akhir yang tertulis seperti ini:
Bagi yang memiliki kutilang dan trucukan di rumah, ini bisa menjadi eksperimen menarik, terutama untuk memperbaiki performa suara trucukan dan kutilang. Siapa tahu Anda menjadi orang pertama yang mampu mencetak kutilang hybrid di Indonesia, dengan suara kutilang ropel dengan gaya garuda, atau punya formula khusus untuk menghasilkan trucukan dengan suara ropel.
Nah, Om Kicau pun sudah berjanji kepada Om Adityo, untuk membuat artikel khusus mengenai kutilang agar derajatnya bisa terangkat. Tentu artikel ini bisa diambil manfaatnya oleh semua kicaumania, siapa tahu ada yang tertarik menjadi penangkar kutilang.

Keluarga kutilang

Kutilang memiliki nama ilmiah Pycnonotus aurigaster. Ia masih memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat dengan cucakrowo (Pycnonotus zeylanicus), trucukan (Pycnonotus goiavier), kutilang jambul (Pycnonotus jocosus), dan stripe-throated bulbul (Pycnonotus finlaysoni).
Kelima spesies ini bukan hanya berasal dari famili yang sama (Pycnonotidae), tetapi juga berada dalam genus yang sama yaitu Pycnonotus. Kalau boleh diibaratkan, maka kutilang bersama keempat spesies ini merupakan saudara sepupu.
keluarga-kutilang
SILSILAH KELUARGA BURUNG KUTILANG
Melihat performa keempat saudaranya, kutilang jelas memiliki potensi suara yang bagus. Jika kita mau, dan ini harus dicoba, kutilang juga bisa dilombakan bahkan menempati kelas tersendiri, sebagaimana cucakrowo di Indonesia serta kutilang jambul di Thailand, Singapura, dan Malaysia.
Apabila kutilang dianggap sebagai burung hama oleh petani, itu tidak dapat dimungkiri. Binatang apapun yang mengganggu tanaman produksi pasti dianggap hama. Demikian pula dengan tanaman apapun yang mengganggu tanaman produksi, pasti dianggap gulma.
Tetapi kutilang melakukan semua itu mengikuti insting bahwa dia harus makan, dan salah satu makanan kesukaannya ya buah-buahan. Burung jelas tak tahu apakah itu buah yang ditanam petani, atau tumbuh sendiri.
Nah, tugas manusia adalah bagaimana memanfaatkan kutilang agar tak sekadar menjadi burung hama, karena manusia diberi kelebihan pikiran. Tikus juga binatang pengerat yang sering mengganggu kita, tapi toh dapat dimanfaatkan para peneliti untuk pengujian obat, serta penelitian lain yang berkaitan dengan kedokteran, peternakan, dan biologi.
Saya yakin, jauh sebelum manusia mengenal dan memelihara cucakrowo, burung ini di alam bebas juga kerap “mencuri” buah-buahan milik petani. Pengalaman Om Adityo yang memiliki kutilang dan mampu menirukan suara burung lain yang ada di sekitarnya (tanpa harus dimaster) sudah membuktikan bahwa kutilang termasuk burung cerdas, pandai meniru, sebagaimana keluarga kutilang lainnya.
Bukan hanya Om Adityo, beberapa kicaumania juga berhasil memelihara kutilang, bahkan sebagian telah menjadikannya sebagai burung master untuk burung berkicau lainnya. Tidak percaya? Simak beberapa tayangan video berikut ini:

Sumber: Om Kicau

Sunday, January 13, 2013

Makanan yang tepat untuk cockatiel

Bicara tentang burung cockatiel atau palk yang lazim disebut parkit australia, ternyata masih banyak juga kicau mania yang bingung dengan makanan apa yang harus diberikan pada burung tersebut.
sebagai panduan bagi anda yang berniat memiliki burung tersebut, disini akan saya sampaikan beberapa makanan yang sehat dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dari burung cockatiel.



MAKANAN YANG

Bagaimana membedakan cockatiel jantan dan betina

Untuk burung cockatiel yang masih muda mungkin kita akan mengalami kesulitan bagaimana membedakan jenis kelamin mereka, kecuali kalau sudah melewati masa mabung pertama mereka pada usia 6 - 8 bulan dan kemudian menjadi berusia dewasa. Cockatiel yang masih berwarna aslinya abu-abu akan mudah terlihat perbedaannya dikala berusia dewasa, dalam hal ini untuk burung jantan akan memiliki wajah ang