Tuesday, March 5, 2013

Nightingale si burung penyair



Burung berbadan kecil dan memiliki suara merdu ini dikenal di Inggris sebagai burung nightingale. Di Turki dikenal dengan nama burung bulbul. Kicauanya menginspirasi banyak penulis dan penyair dunia.Ia memiliki nama ilmiah Luscinia megarhynchos. Nightingale termasuk spesies burung migrasi dan pemakan serangga, berkembang biak di hutan dan semak belukar di Eropa dan selatan-barat Asia, namun

Saturday, February 16, 2013

Perawatan dan pengobatan burung yang terserang kelumpuhan


Kicau Mania Bogor pasti pernah mendengar atau mengalami burung peliharaan yang dirawatanya tiba-tiba saja menjadi lemah tidak bertenaga dan terkulai di dasar sangkarnya tanpa sanggup berdiri ataupun bertengger di tenggerannya. Kondisi ini kerap dialami oleh mereka yang memiliki burung kicauan seperti Muray Batu, Kenari dan lain-lain. dan pada umumnya serangan kelumpuhan mendadak tersebut adalah

Friday, February 15, 2013

Cara Menyimpan Kroto Agar Tahan Lama

OM Adyth - Kroto yang bagus dan fresh adalah idaman bagi setiap penyuka burung berkicau, tentu semua tahu alasannya, ya karena jeniskroto yang bagus dan fresh akan berpengaruh pada kualitas suara burung kesayangan kita. Kita tidak mau kan gara-gara kroto kita kurang berkualitas akhirnya mengubah kualitas suara burung.


Nah, yang menjadi permasalahan adalah bagaimana agar kroto bisa awet, tahan lama dan tetap fresh dan tentu berkualitas? Jangan khawatir, kali ini budidaya kroto akan berbagi “rahasia terbesar” untuk membuat kroto selalu fresh dan berkualitas. Berikut ini tips-tipsnya khusus buat anda :

1.      Usahakan membeli kroto yang tidak terlalu basah, perah dan berkualitas
2.      Jangan membeli kroto dalam jumlah besar sekaligus kecuali anda pedagang
3.      Jangan membeli kroto yang terlalu bersih atau tidak ada semutnya sama sekali
4.  Usahakan setelah membeli, kroto langsung dianginkan ditempat terbuka dengan menggunakan besek/tampah yang beralaskan daun pisang kering
5.      Usahakan kroto tidak terkena sinar matahari langsung
6.      Kalau bisa diantara tumpukan daun pisang dikasih tulang buat makanan semut agar betah hidup.

Jika tips diatas dijalankan dengan benar bisa dipastikan kroto akan tetap hidup labih dari seminggu tanpa bantuan kulkas, dan tentunya membuat kita tenang karena kita tidak terlalu repot untuk pulang pergi tiap hari ketempat tukang jualan kroto.

Sebenarnya dengan cara kroto dimasukan kulkas akan bertahan lama, bisa juga sampai semingguan tapi konsekuensinya kandungan air dalam kroto akan meningkat dan tentunya akan berpengaruh pada kualitas suara burung. Dan burung pun ogah-ogahan makan kroto yang sudah masuk kulkas.

Tips Mengawetkan Pisang Untuk Burung

Om Adyth-Pisang bagaimanapun juga pasti dibutuhkan kalau kita memiliki burung peliharaan semisal Jalak, Cucak Hijau, Cucak rawa atau burung pemakan buah-buahan lainnya. kalau burung peliharaan kita banyak, kita beli satu sisir pisang pasti cukup untuk mereka tetapi bagaimana jika kita membeli satu sisir pisang tetapi burung yang doyan pisang tersebut cuma satu-dua ekor saja, pastilah pisang yang kita beli tersebut sisanya akan lebih cepat matang sehingga pisang menjadi lembek dan lama kelamaan menjadi cepat busuk.


Untuk mensiasati masalah pisang untuk burung ini, disini kita memiliki salah satu tips yang banyak digunakan juga oleh penggemar burung kicauan di indonesia untuk mencegah pisang yang dibelinya menjadi cepat matang dan menjadi lembek atau busuk.

Salah satu tips yang mudah adalah dengan membungkus pisang dengan kertas koran, lalu menyimpannya didalam lemari pendingin dan setiap hari kertas koran tersebut diganti dengan yang baru jika terlihat basah oleh air, atau bisa juga dengan membungkus pisang dengan kertas koran lalu dimasukan dalam kantong plastik dan disimpan dalam lemari pendingin.

 Dengan demikian pisang pun akan lebih awet berhari-hari tanpa lebih cepat matang dan menjadi lembek atau busuk.

Membedakan Ring Yang Asli dan Yang Palsu

OM Adyth-Memang,bagi para pembeli amatiran,membedakan ring asli dengan ring palsu merasa kesulitan.Beda halnya dengan yang sudah berpengalaman membedakannya.Hal ini bukan perkara yang sulit.

Cincin yang asli keadaannya adalah ''ngepres'' dengan kaki burung itu sendiri,karena pemasangan ring berkisar antara 10-15 hari,setelahnya burung tersebut tidak dapat dipasangi cincin karena ukuran kakinya yang mulai membesar.Dan jika dipaksakan,kaki burung tersebut bisa cedera,bahkan patah.

Cincin palsu ditandai dengan ukuran cincin yang lebih besar daripada ukuran kaki burung itu sendiri.Ini sering digunakkan untuk memalsukan burung-burung berkelas rendah agar tampak seperti burung unggulan,sebab biasanya ring bertuliskan nama peternak atau birdfarm.

Untuk sekedar informasi saja,ukuran ring asli tidak dapati di bongkar-pasangkan walaupun dengan menggunakan pelicin sekalipun dan ukurannya 41.Dan untuk ring palsu,ring lebih longgar dan dapat di bongkar-pasangkan sekalipun tidak menggunakan pelicin,dan ukurannya 44.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah pengetahuan serta pengalaman dalam membedakan antara ring asli dan ring palsu.

Ring Burung

OM Adyth-Ring atau yang sering disebut dengan cincin yang melingkar di kaki sebuah burung adalah merupakan suatu bentuk atau tanda identitas bagi para peternak burung.Ini juga terjadi di peternak burung merpati jenis cincin.



Peternak burung yang telah memiliki ''nama'' terkadang lebih dipercaya oleh masyarakat luas karena produknya sering menghasilkan burung-burung yang juara ataupun burung unggulan.Harga burung dari produk peternak inipun meningkat.

Hal ini sering diambil celah oleh para peternak-peternak ''nakal'' ataupun orang lain untuk menipu pelanggannya dengan dalih untuk meningkatkan harga jual burung itu sendiri.Maka dari itu,peternak sering memberikan identitas masing-masing peternak.

Dan juga perlu anda ketahui,peternak yang telah memiliki ''nama'' tak selalu burung hasil produkannya selalu baik dan unggulan.Biasanya,peternak yang telah memiliki nama,jika memiliki hasil produkan yang jelek ataupun kurang bagus,maka burung tersebut dilepaskan di alam dengan melepas ring-nya

Sumber

Saturday, January 19, 2013

Burung Sriti


Sriti adalah sebangsa burung layang-layang yang masih saudara dekat dengan Walet. Secara anatomi burung Sriti mirip dengan Walet, bahkan karena kemiripan inilah banyak pengusaha Walet seringkali memaksa Sriti untuk bertukar telur dengan Walet, hal ini terjadi jika di peternakan populasi Walet masih lebih sedikit dibanding populasi Sriti. Telur yang ditukar sebaiknya memiliki umur sama agar sriti tidak merasa dibohongi.
Di rumah sriti yang belum banyak walet, keberhasilan penetasan 10%. Artinya dari 100 telur menetas, yang hidup sampai dewasa 10 ekor. Namun, begitu populasi walet mencapai 100 sarang, sukses penetasan mencapai 30%. Pergantian telur harus sesering mungkin karena populasi terlalu sedikit menyebabkan walet merasa tidak aman di tengah-tengah koloni sriti. Ruangan sebaiknya dibuat lebih gelap agar anak walet betah dan Sriti yang suka terang pindah ke tempat lain.

Sarang Sriti (Collocalia Esculenta) dibangun dari material seperti daun cemara, rumput, dan lumut laut yang direkatkan oleh air liur burung. Sedangkan sarang Walet (Collocalia Fuciphaga) murni terbuat dari liur walet. Harga sarang Sriti lebih murah, berkisar Rp500.000/kg; sarang Walet Rp 10-juta/kg tergantung kualitas.

Saat ini Sriti memang belum termasuk burung yang dilindungi, tetapi kalau melihat perubahan alam desa yang kurang bersahabat dengan kelangsungan hidup satwa ini tentu nantinya kita hanya akan melihat Sriti di sentra-sentra peternakan Walet. Itupun mungkin hanya di awal ketika peternakan itu baru akan mulai, tentu saja jika populasi Walet telah melimpah pasti Sriti akan terusir karena sudah tidak ekonomis lagi.

Dahulu sekitar tahun 80an di atas langit desa Ngaran Margokaton yang masuk wilayah Kabupaten Sleman DIY masih banyak terlihat Sriti berterbangan mencari mangsa atau pada sore hari ketika burung-burung ini terbang pulang ke sarangnya. Laron dan Capung biasanya menjadi santapan utama bagi Sriti ini selain serangga yang melimpah di areal persawahan yang terdapat di sekliling desa tersebut.

Populasi yang menurun ini kelihatannya di pengaruhi oleh factor lingkungan yang sudah tidak bersahabat lagi, walaupun Sriti tidak hinggap di pepohonan, tetapi akibat banyaknya pepohonan yang di tebang mengakibatkan sumber makanan Sriti juga berkurang sehingga memaksa Sriti untuk eksodus ke tempat-tempat yang masih banyak sumber makanannya. Di samping itu model rumah-rumah di pedesaan juga sudah mengalami perubahan, rumah-rumah tradisional jawa yang nyaman untuk tempat tinggal Sriti sudah jarang kelihatan lagi, hal ini membuat Sriti tidak kerasan lagi untuk tinggal di daerah seperti ini.